BURUNG CIBLEK
Ciblek (Prinia Familiaris) sekilas tampak tampilan burung ini kurang
menarik, dengan warna bulu yang kurang memikat (berwarna dominan
abu-abu) dan suara yang monoton yang sering di perdengarkan ciblek di
alam, membuat banyak orang memandang sebelah mata terhadap burung ini.
Berbeda dengan sepupunya Prenjak, yang telah lama memikat hati bagi
sebagian orang karena kicauannya yang jika bersahutan antara jantan dan
betina nampak serasi dan merdu serta enak di dengar.
Mungkin ketertarikan awal orang akan burung ini adalah karena
tampilannya yang aktraktif dan relatif lebih mudah di ”rawat” di
bandingkan dengan burung prenjak yang lebih sensitif, maka burung ciblek
lebih mudah ”survive”. Sampai saat ini kita masih dapat dengan mudah
menjumpai burung ciblek di beberapa pasar burung dengan harga yang
relatif ’terjangkau’. Untuk burung ciblek liar yg sudah berumur, di
pasar kebayoran baru dan Pasar pramuka kita dapat membeli burung
tersebut dengan harga kisaran Rp. 10.000,- sampai dengan Rp. 20.000,-
tergantung pasokan barang. Untuk burung ciblek yang masih lolohan atau
masih muda harganya di patok kisaran Rp. 25.000,- sampai dengan Rp.
50.000,- tergantung kondisi burung. Cerita akan lain jika burung
tersebut sudah ’mau bunyi dan sudah belajar makan voer’, dengan kondisi
burung yang sudah demikian, maka sepertinya kita akan dipaksa untuk
merogoh kocek agak dalam. Untuk burung yang sudah mau bunyi dan sudah
mau makan voer (sebagai pakan utama) maka harga yang dicapai bisa
kisaran Rp. 50.000,- sampai dengan 100.000,-. Beda lagi jika ternyata
burung tersebut bermental baik, yang akan di ketahui jika burung itu
dipertemukan dan mau bertarung dengan burung lain, rasanya harga Rp.
150.000,- akan menjadi tawaran yang menggiurkan untuk kicaumania.
Harga tersebut tentunya akan beda tergantung pada waktu dan tempat
juga demand (minat) terhadap burung ciblek. Dan akan berbeda lagi jika
kita temui burung dengan kualitas Istimewa.
Burung kualitas istimewa disini biasanya bermental sangat baik,
dengan volume yang diatas rata-rata burung ciblek pada umumnya.
Tampilannya juga aktraktif dengan gerakan lincah saat berkicau dan
menarikan ekornya untuk memperagakan tarian perangnya jika berhadapan
dengan musuh/burung ciblek lainnya.
Variasi suara burung ciblek biasanya senada dan diperdengarkan dengan
tempo tinggi (ngotot) dan terus menerus, sehingga enak di dengar.
Beberapa ciblek telah dapat di master dengan suara burung lain. Istilah
suara tembakan, suara ngebren adalah istilah yang biasa di gunakan oleh
penggemar burung ini untuk menggambarkan suara burung ciblek yang sedang
berkicau.
Suara tembakan adalah suara burung saat memperdengarkan suara
kerasnya secara satu persatu dengan tempo nada yang tidak begitu rapat.
Ngebren adalah suara ciblek yang di perdengarkan dengan tempo
tinggi/rapat dan keras. Rasanya jarang kita temui burung ciblek yang
bersuara ”setengah hati”. Variasi suara burung ini akan tergantung pada
kecerdasan burung dalam menangkap dan merekam suara burung lain
disekitarnya.
Sebenarnya ciblek merupakan burung yang layak kembali untuk
dilombakan pada kelas tersendiri.sudah sepantasnya burung ini tidak lagi
di pandang sebelah mata dan dianggap sebagai burung ”kelas II”. Burung
ini terkenal memiliki mental yang baik, kemampuan aktraktif-nya pun
sangat enak di pertontonkan, layaknya melihat miniatur burung petarung
seperti hwa mei yang sedang bertempur dengan gaya fighter membuka sayap
dan mengibas-ngibaskan ekornya turun dan naik pada tangkringan sebagai
atraksi menekan mental lawannya. Kriteria penilaian burung ini dapat di
nilai dari variasi lagu, mental, gaya saat menghadapi lawan, serta tidak
lupa kicauan yang bertempo cepat, tebal dan tajam.
Mental burung ciblek yang sudah ’jadi’ tidak perlu di ragukan lagi.
Penulis beberapa kali menemukan ciblek yang bermental sangat baik, yang
bukan saja berani bersahutan dengan burung sejenis, namun burung ciblek
yang sudah jadi terkenal berani berkicau dan bersahutan dengan burung
yang secara fisik maupun volume suara lebih besar.
Tidak saja untuk di pertandingkan, burung ciblek juga dikenal sebagai
burung ”master” yang baik, khususnya untuk burung kenari, branjangan,
cucak hijau dan lainnya.
Ini dimungkinkan, karena burung ini yang akan ”ngotot” berkicau jika
mendengar suara burung lain, sehingga cocok untuk masteran burung lain
karena akan berkicau setiap saat, juga suara burung ini akan sangat
menonjol dan biasanya di gunakan sebagai senjata ”tembakan” bagi burung
lomba lainnya.
Peliara ciblek... Lomba Ciblek.. Siapa takuutttt.... !!!